Tradisi Sedekah Bumi Jakenan, Pati
Sedekah bumi adalah salah satu pranata atau
tradisi yang masih dipatuhi oleh masyarakat di desa saya, tepatnya di desa
Jakenan, kecamatan Jakenan, kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sedekah bumi merupakan
tradisi luhur yang turun temurun dari nenek moyang, yang diadakan setiap tahun
pada bulan Dzulqaedah hari Jumat Kliwon. Pada tahun 2011 ini, jatuh pada
tanggal 14 Oktober hari Jumat Kliwon. Sedekah bumi diadakan sebagai wujud rasa
syukur warga desa Jakenan kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan kepada
semua warga. Sedekah bumi biasanya diadakan di punden desa Jakenan.Sedekah bumi
di desa Jakenan berbeda dengan daerah yang lainnya. Perbedaannya terletak pada
kebersamaan para warga dan acara hiburannya.
Dalam hal kebersamaan, pada hari diadakannya
sedekah bumi, semua warga Jakenan rela meninggalkan pekerjaannya untuk
mengikuti acara demi acara dalam sedekah bumi. Hal ini berbeda dengan daerah
lain, dimana pada saat tradisi sedekah bumi berlangsung, ada warga yang masih
aktif bekerja. Rangkaian acara sedekah bumi diawali dengan memasak masakan
untuk dibawa ke punden desa yang biasanya dilakukan oleh kaum ibu. Masakannya
terdiri dari nasi, tahu, tempe ,
sambal goreng, tumis kacang, mie, telur dan ikan bandeng. Setelah masakan siap,
kemudian ditata diatas baki yang terbuat dari bambu atau dalam istilah jawa
sering disebut tampah. Setelah itu,
masakan dibawa ke punden desa oleh bapak-bapak. Acara inti dari sedekah bumi
yaitu hajatan, baru dimulai setelah semua warga berkumpul di punden desa. Dalam
acara hajatan itu, semua warga tampak khusyuk dalam berdoa yang dipimpin oleh sesepuh desa. Semua warga
memohon kepada sang pencipta agar masyarakat tambah makmur, sejahtera,
tenteram, rejekinya berlimpah, dan lahan pertanian subur. Setelah berdoa, bapak
kepala desa Jakenan mengajak semua warganya untuk menikmati makanan yang telah
tersedia. Bahkan ada warga dari desa lain yang turut hadir dan menikmati makan bersama.
Dalam hal hiburan, dalam tradisi sedekah bumi
di desa Jakenan, ada beberapa acara hiburan yang memeriahkan suasana. Salah
satu acara hiburan yang wajib diadakan dan merupakan ciri khas yang yang
membedakan tradisi sedekah bumi Jakenan dengan daerah lain adalah tayub.
Berdasarkan mitos yang berkembang di desa Jakenan, tayub menjadi acara hiburan
yang wajib diadakan dalam sedekah bumi karena tayub merupakan permintaan dari danyang punden desa Jakenan yang bernama
Mbah Jim Joyo Kusumo. Panggung untuk acara tayub tidak boleh membelakangi arah
dari punden desa. Jika tayub tidak diadakan dalam acara sedekah bumi, maka akan
terjadi suatu hal buruk yang menimpa warga Jakenan. Misalnya, para petani gagal
panen dan lahan pertaniannya tidak subur. Oleh karena itu, acara hiburan tayub
selalu diadakan dalam acara sedekah bumi di Jakenan. Di daerah lain juga
mengadakan acara hiburan tayub pada saat sedekah bumi, tetapi tidak wajib
seperti di Jakenan. Tayub biasanya diadakan setelah acara hajatan di punden
desa. Dalam acara tayub, semua warga termasuk perangkat desa larut dalam
kegembiraan dan berjoget bersama. Di sinilah sangat terasa hangatnya
kebersamaan. Selain tayub, ada beberapa perlombaan yang digelar. Mulai dari
sepak bola, tarik tambang, pacuan kuda, sampai dengan lomba makan kerupuk untuk
anak-anak. Semua warga sangat antusias hadir, baik untuk mengikuti lomba maupun
hanya sedekar menjadi penonton saja. Kalah dan menang tidak menjadi masalah,
yang penting adalah kebersamaan.
Tradisi sedekah bumi di Jakenan masih diadakan
setiap tahunnya. Masyarakat desa Jakenan berharap agar tradisi sedekah bumi
yang merupakan peninggalan dari nenek moyang ini, bisa tetap dijaga dan
dilestarikan baik oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Karena dengan adanya acara sedekah bumi, dapat mempererat tali silatuhrahmi
antar warga sehingga kehidupan masyarakat desa Jakenan semakin rukun dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar