Selasa, 01 Juli 2014

Kebudayaan_Sedekah Bumi

Tradisi Sedekah Bumi Jakenan, Pati

Sedekah bumi adalah salah satu pranata atau tradisi yang masih dipatuhi oleh masyarakat di desa saya, tepatnya di desa Jakenan, kecamatan Jakenan, kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sedekah bumi merupakan tradisi luhur yang turun temurun dari nenek moyang, yang diadakan setiap tahun pada bulan Dzulqaedah hari Jumat Kliwon. Pada tahun 2011 ini, jatuh pada tanggal 14 Oktober hari Jumat Kliwon. Sedekah bumi diadakan sebagai wujud rasa syukur warga desa Jakenan kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan kepada semua warga. Sedekah bumi biasanya diadakan di punden desa Jakenan.Sedekah bumi di desa Jakenan berbeda dengan daerah yang lainnya. Perbedaannya terletak pada kebersamaan para warga dan acara hiburannya.
Dalam hal kebersamaan, pada hari diadakannya sedekah bumi, semua warga Jakenan rela meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti acara demi acara dalam sedekah bumi. Hal ini berbeda dengan daerah lain, dimana pada saat tradisi sedekah bumi berlangsung, ada warga yang masih aktif bekerja. Rangkaian acara sedekah bumi diawali dengan memasak masakan untuk dibawa ke punden desa yang biasanya dilakukan oleh kaum ibu. Masakannya terdiri dari nasi, tahu, tempe, sambal goreng, tumis kacang, mie, telur dan ikan bandeng. Setelah masakan siap, kemudian ditata diatas baki yang terbuat dari bambu atau dalam istilah jawa sering disebut tampah. Setelah itu, masakan dibawa ke punden desa oleh bapak-bapak. Acara inti dari sedekah bumi yaitu hajatan, baru dimulai setelah semua warga berkumpul di punden desa. Dalam acara hajatan itu, semua warga tampak khusyuk dalam berdoa  yang dipimpin oleh sesepuh desa. Semua warga memohon kepada sang pencipta agar masyarakat tambah makmur, sejahtera, tenteram, rejekinya berlimpah, dan lahan pertanian subur. Setelah berdoa, bapak kepala desa Jakenan mengajak semua warganya untuk menikmati makanan yang telah tersedia. Bahkan ada warga dari desa lain yang turut  hadir dan menikmati makan bersama.
Dalam hal hiburan, dalam tradisi sedekah bumi di desa Jakenan, ada beberapa acara hiburan yang memeriahkan suasana. Salah satu acara hiburan yang wajib diadakan dan merupakan ciri khas yang yang membedakan tradisi sedekah bumi Jakenan dengan daerah lain adalah tayub. Berdasarkan mitos yang berkembang di desa Jakenan, tayub menjadi acara hiburan yang wajib diadakan dalam sedekah bumi karena tayub merupakan permintaan dari danyang punden desa Jakenan yang bernama Mbah Jim Joyo Kusumo. Panggung untuk acara tayub tidak boleh membelakangi arah dari punden desa. Jika tayub tidak diadakan dalam acara sedekah bumi, maka akan terjadi suatu hal buruk yang menimpa warga Jakenan. Misalnya, para petani gagal panen dan lahan pertaniannya tidak subur. Oleh karena itu, acara hiburan tayub selalu diadakan dalam acara sedekah bumi di Jakenan. Di daerah lain juga mengadakan acara hiburan tayub pada saat sedekah bumi, tetapi tidak wajib seperti di Jakenan. Tayub biasanya diadakan setelah acara hajatan di punden desa. Dalam acara tayub, semua warga termasuk perangkat desa larut dalam kegembiraan dan berjoget bersama. Di sinilah sangat terasa hangatnya kebersamaan. Selain tayub, ada beberapa perlombaan yang digelar. Mulai dari sepak bola, tarik tambang, pacuan kuda, sampai dengan lomba makan kerupuk untuk anak-anak. Semua warga sangat antusias hadir, baik untuk mengikuti lomba maupun hanya sedekar menjadi penonton saja. Kalah dan menang tidak menjadi masalah, yang penting adalah kebersamaan.

Tradisi sedekah bumi di Jakenan masih diadakan setiap tahunnya. Masyarakat desa Jakenan berharap agar tradisi sedekah bumi yang merupakan peninggalan dari nenek moyang ini, bisa tetap dijaga dan dilestarikan baik oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Karena dengan adanya acara sedekah bumi, dapat mempererat tali silatuhrahmi antar warga sehingga kehidupan masyarakat desa Jakenan semakin rukun dan damai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar